Top! Emak-emak Ekspor Arang selagi Pandemi, Kantongi Rp 2,5 M
Istikanah selagi ini berhasil menjadi eksportir briket arang ke banyak negara di Timur Tengah. Omzet yang dia kantongi tiap tiap bulan sanggup menggapai Rp 1,6-2,5 miliar.
Perjalanan Istikanah menjadi eksportir tidaklah mudah. Dia memulai usaha bukan dari briket arang tapi alat Shisa untuk rokok di Timur Tengah. Dia menceritakan briket arang itu sangat erat kaitannya dengan Shisa. Jika ada Shisa tentu harus ada arang. Dia menyebut sebetulnya sempat ada keinginan untuk briket, tapi tidak langsung dia lakukan.
Hingga terhadap awal 2005 dia menjadi menjadi calo atau memasarkan briket-briket arang yang ada di kira-kira wilayahnya. Sampai selanjutnya dia mendapatkan pembeli dari Arab Saudi.
Buyer aku minta tolong bikinkan briket layaknya ini, selanjutnya aku pelajari kebetulan tetangga aku kuliah di Jogja tehnik kimia, dia termasuk mengolah karbon aktif dan aku eksperimen bareng-bareng sampai selanjutnya sanggup produk yang pas,” kata Istikanah, Rabu (21/4/2021) PT. Chalabi Group Indonesia .
Baca juga:
Cuma Modal Gocap, Pria Ini Kantongi Rp 100 Juta dari Rumput Gandum
Istikanah menyebutkan selagi itu karena keterbatasan dia hanya mengolah briket arang ini didalam selagi satu setengah bulan 1 kontainer dengan alat yang manual. Tapi briket yang dihasilkan memiliki kwalitas bagus agar keinginan menjadi tinggi dari negara-negara di Timur Tengah itu.
Saat awal mengolah itu dia didalam satu hari sanggup mengolah 700 kilo briket arang. “Dulu sanggup mengolah 700 kilogram itu aku telah luar biasa senang. Sekarang satu hari 5-6 ton, terkecuali dua shift itu sanggup 7 ton,” ujar Istikanah.
Dalam memulai usaha briket arang ini, Istikanah mengaku hanya gunakan modal dengkul karena dia menjadi calo dan mengambil alih produk dari orang lain. Sampai selanjutnya dia sanggup mendapatkan pendanaan dari bank untuk pengembangan bisnisnya. Sekarang tiap tiap bulan Istikanah sanggup mengirimkan 7-8 kontainer tiap tiap harinya.
Istikanah termasuk mendapatkan Coaching Program for New Exporter (CPNE) dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terhadap th. lalu, istikanah melihat adanya peningkatan kinerja ekspor. Perusahaanya CV Indoarab Interprise termasuk mendapat fasilitas pembiayaan penugasan spesifik ekspor (PKE) senilai Rp 1,5 miliar yang sanggup mendorong kenaikan ekspor sampai 7 ton per bulan bulk charcoal for sale .
Dia mengungkap produk briket arang yang berhasil diekspor punyai mutu terbaik di dunia. Saat ini CV Indoarab Interprise telah mengekspor produk sampai ke 10 negara tujuan. Menurut dia dengan naiknya keinginan pasar dari luar negeri ini mengakibatkan kebutuhan tenaga kerja meningkat.
Saat ini ada 130 orang tenaga kerja yang merupakan ibu-ibu di kira-kira desa. Para ibu itu terlibat untuk sistem pengemasan produk.
“Daripada menganggur, apalagi sekarang kan pandemi, ibu-ibu di kira-kira aku kasih kerjaan untuk packing. Alhamdulilah. Program PKE LPEI ini sangat membantu saya. Berkat LPEI kini aku senang membuka cabang pembakaran batok sendiri di NTT,” tambah dia.
Istikanah mengajak UMKM di beraneka daerah untuk ikut serta gunakan program selanjutnya karena terbukti perusahaan yang dikelolanya sanggup terus tumbuh, usaha jadi berkembang, termasuk sanggup meningkatkan lapangan pekerjaan.
Istikanah mengungkap masa pandemi COVID-19 ini tak merubah bisnisnya. Dia yakin di balik musibah tentu ada hikmah yang sanggup diambil.