Permainan Outbound untuk Perkembangan Sosial Anak Usia Dini
Menurut Rocmah (2012), Oubound pakai pendekatan studi experiental learning karena pengalaman segera menyebabkan anak enteng menyerap ilmu yang anak alami sendiri. Outbound termasuk merupakan kesibukan petualangan yang berisi tantangan, bertemu bersama sesuatu yang tidak diketahui tetapi pentinguntuk dipelajari, studi tentang diri sendiri, tentang orang lain dan seluruh tentang potensi diri sendiri. Outbound adalah kesibukan yang dilakukan diluar ruangan yang mengandung unsur permainan, edukasi dan rekreasi. Outbound merupakan sebuah tempat pendidikan di alam terbuka yang diawali dari sebuah kekurangan kemudian merubah kekurangan itu jadi sebuah berlebihan (Sanoesi 2010 : 14).
Dari pengertian diatas, paham muncul bahwa kesibukan outbound adalah kesibukan yang disusun secara terencana untuk raih tujuan pengembangan potensi anak dan menantang untuk dilakukan. Outbound dilakukan dalam kondisi yang menyenangkan di alam terbuka supaya anak lebih enteng menjalani kesibukan ini. Outbound termasuk dirancang menantang supaya anak tidak enteng bosan dikala melakukan lebih dari satu kesibukan pengembangan sekaligus.
Outbound pakai pendekatan metode studi lewat pengalaman (experiential learning). Claxton dalam ratnasari, (2005:14) mengemukakan bahwa yang disebut studi lewat pengalaman adalah sistem studi dimana subjek melakukan sesuatu dan bukan hanya membayangkan sesuatu.
Outbound sebagai kesibukan alam yang sistem pembelajarannya dilakukan bersama beraneka metode yang terhadap intinya adalah memberi tambahan pengalaman segera terhadap suatu peristiwa terhadap anak. Menurut Ancok dalam Susanto (2001:5), menjelaskan bahwa pendekatan experimential learning bisa mempermudahkan pengalman tentang rancangan hal hal yang bisa menyebabkan kegagalan atau kesuksesan dalam merampungkan suatu tugas. Menurut Noor (2017:66) Outbound Jogja ,
Outbound untuk anak usia dini adalah kesibukan pendidikan di luar ruangan yang berwujud petualang (adventure based education) dan wujud kegiatannya berwujud permainan yang kreatif, rekreatif baik secara individual maupun kelompok bersama tujuan pengembangan diri (personal development) maupun kelompok (team development).
Materi Kegiatan Outbound untuk Anak Usia Dini
Fun games
Menurut Susanta dalam Trisnayanti, dkk (2017) style permainan yang bisa dilakukan layaknya (estapet kelereng, perahu penyelamat, berlari zigzag sambil mempunyai beban). Permainan ini mengutamakan unsur-unsur koordinasi, konsentrasi dan kebersamaan bagian kelompok.
Low impact games
Menurut Sanoesi (2010:33) low impact games adalah sebuah permainan dalam outbound yang punya efek enteng bersama ciri mobilitas fisik tidak tinggi, resiko kecelakaan termasuk tidak tinggi. Permainan bertemakan pembuatan perencanaan, menyesuaikan strategi, ewisiensi waktu, pendelegasian tugas, kejujuran dan tanggung jawab sosial. Kegiatan yang sedikit menantang dan mempunyai resiko yang kecil, tidak perlu alat pengaman (contoh : merayap, papan keseimbangan).
High impact
Kegiatan outbound yang menyajikan tema-tema pengendalian diri, peningkatan keberanian, menumbuhkan rasa yakin diri, keuletan dan pantang menyerah. Permainan high impact adalah permainan bersama tantangan tinggi bersama resiko besar (contoh : jembatan goyang, flying fox, jarring pendarat).
Tahap Permainan Outbound
Tahapan dalam experiential learning yang terangkum dalam seluruh tahapan kesibukan outbound (Susanto 2017:139) yang meliputi sebagai berikut:
Tahap perencanaan
Pengalaman yang ditimbulakan dalam sistem pembelajaran cocok bersama tujuan dan kebutuhan yang dibutuhkan karena terdapatnya penelitian pendahuluan tentang kebutuhan pelatihan atau pembelajaran.Dalam hal ini, kebutuhan ilmu tentang karakteristik anak usia dini. Outbound sebagai trick studi bakal terjadi efektif jika dilakukan bersama mengacu terhadap pertumbuhan psikomotorik anak, pertumbuhan intelektual (kognitif), termasuk pertumbuhan afektif anak. Tahap perencanaan ini dibuat untuk paham outbound apa yang mendambakan di mainkan.
Tahapan pembentukan pengalaman
Dalam pelaksanaan kesibukan outbound, harus dijaga kesibukan bermain selalu berada terhadap koridor pembelajaran yang bisa memberi tambahan pengalaman bagi anak. Untuk itu, dalam pembelajaran outbound ini harus pakai skenario yang terstruktur dan mengandung tema untuk mengemas seluruh kesibukan bermain yang dilakukan anak. Dengan skenario tersebut, imaginasi anak bakal berkembang dan menyebabkan anak tergerak kemauannyauntuk terlibat dan coba tantangan yang ada dalam rangkaian kesibukan tersebut. Bentuk dari kesibukan anak layaknya melakukan pemanasan, mentaati peraturan main, sabar menunggu giliran, mengenal bagian-bagian permainan, berinteraksi saling tolong menolong.
Tahapan refleksi pengalaman
Terhadap akhir pelaksanaan outbound adalah refleksi pengalaman bermain lewat kesibukan pendinginan. Berikut ini pentingnyadari tahapan refleksi, yaitu sebagai berikut:
Menambah nilai pengalaman. Pengalaman bisa diperoleh bisa memberi tambahan nilai tambah ayau hanya berwujud peristiwa yang dialami belaka, terkait terhadap bagaimana pengalaman tersebut dieksplorasi.
Menghilangkan rintangan dalam sistem belajar. Refleksi bakal memberi tambahan wacana dan pemahaman rancangan yang lebih luas bagi individu atau kelompok supaya mendapat hikmat dari suatu pengalaman. Proses pembentukan rancangan yang dilakukan dalam kondisi yang santai memberi tambahan atmosfer yang positif supaya memberi tambahan kemudahan bagi anak dalam mengadopsi rancangan baru yang dipelajari.
Memperjelas arah dan tujuan. Refleksi dilakukan setelah kesibukan bisa membentuk peserta untuk memperjelas tujuan pembelajaran yang mendambakan dicapai, mencari alternatif dalam raih tujuan, untuk mengukur kinerja
dalam raih tujuan dan juga sebagai fasilitas untuk merayakan kesuksesan dalam raih tujuan.
Mengembangkan pengalaman dan kesadaran. Kedalaman dan ketajaman anak bisa diamati dari keterlibatannya terhadap suatu kejadian. Melalui refleksi, anak bisa menaikkan kemampuan dalam mengamati dan paham prilaku yang diinginkan untuk dilakukannya.
Membuka wawasan baru. Dengan refleksi anak bakal terbuka kesempatan bagi anak untuk melatih kemampuan untuk memandang sesuatu masalah dari sudut pandang orang lain.
Membangun kepedulian. Manfaat aktifitas refleksi adalah anak studi untuk mendengarkan pendapat dan perasaaan orang lain. Kepedulian tersebut terbentuk dikala anak bisa paham pemahaman anak yang lain.
Memupuk keberanian anak untuk mengekspresikan diri. Tidak selalu enteng untuk menceritakan pengalaman. Anak bakal terlatih sejak dini untuk paham dirinya sendiri lewat pemaknaan diri terhadap perasaanyang dialami. Guru sebagai pemandu refleksi harus bisa menggali dan mendapatkan poin poin pengalaman anak .
Memberikan dukungan. Setiap keputusan bakal dihadapkan terhadap keberanian untuk mengambil alih resiko (yang mungkin berdampak sukses atau gagal). Setiap individu dulu mempunyai pengalaman sukses dan gagal. Dengan refleksi pengalaman bakal dianalisis supaya anak bisa mengalami bagaimana kegagalan bisa terjadi, bagaimana untuk bangkit dari kegagalan, dan juga bagaimana perjuangan untuk raih sukses.
Membersayakan individu. Refleksi memperkuat kemampuan anak untuk studi dari pengalaman baik individu maupun kelompok. Hasil akhir dari pemahaman baru tersebut anak membentu anak untuk mengembangkan diri dan kemampuan belajar, menaikkan rasa yakin diri, kemandirian dan juga kemampuan dalam akualisasi diri.
Memandu kesuksesan. Pengalaman sukses dalam melakukan atau merampungkan tantangan khusus bakal memberi tambahan kesan mendalam terhadap anak yang mengalaminya. Refleksi bisa memberi tambahan efek positif bagi anak dalam membentu anak menikmati makna keberhasilan, paham bagaimana kesuksesan bisa dicapai, dan juga bagaimana mengadopsi semangat untuk raih kesuksesan dibidang lain.