Untuk melestarikan budaya pesta adat batak toba, sekarang jabu Sihol magnet baru edukasi Pelestarian Budaya Bakat resmi dibuka, tepatnya pada Jalan Bahkora II, Kecamatan Siantar Marihat , Sabtu (13/7/2019) siang.
Seiring berjalannya saat & perkembangan teknologi waktu ini, semakin poly anak-anak khususnya milenial yang telah melupakan akar budaya menurut diri sendiri. Banyak menurut anak-anak juga anak belia sekarang, yang sangat fasih memakai kata-kata asing pada berkomunikasi sehari-hari. Namun gagap pada berbahasa“Ibu”nya (bahasa Batak).
Hal ini misalnya yang diungkapkan sang David Oppusunggu, keliru satu Founder & Penggagas Jabu Sihol.
“Saya sangat terkejut waktu diskusi menggunakan istri aku tentang budaya Batak, terlebih waktu berusaha berkomunikasi menggunakan bahasa Batak. Literasi istri aku tentang kosakata juga budaya batak sangat terbatas, hal ini ditimbulkan lantaran oleh istri lahir & akbar pada ibukota Jakarta,” terangnya.
Sebagai seseorang putra wilayah & berdarah Batak orisinil yang lahir, & dibesarkan pada lingkungan yang sangat kental menggunakan budaya Batak, maka menurut situ David Oppusunggu merasa terpanggil buat menyelamatkan budaya Batak, khususnya melestarikan budaya Batak ini pada anak-anak juga anak belia yang mempunyai darah keturunan Batak jelasnya.
Pilihan laki-laki menciptakan pasangannya tidak ingin lepas! Dia hanya lakukan cara ini sebelum
Kami kasih bonus akbar besaran pada saat PSBB buat Galaxy S20-75%
Tidak punya gigi – gunakan veneer yang nyaman! Bisa dipasang
apabila Muncul Papiloma dalam Dada, Leher atau Ketiak, Baca Ini! Di sisi lain David jua selalu prihatin melihat sebagian penduduk orisinil Tapanuli yang penekanan pada bidang pertanian & budaya yang kehidupan perekonomiannya masih pada bawah rata-rata, hal ini ditimbulkan minimnya pengetahuan petani buat menaikkan nilai tambah produknya, contohnya keterbatasan melakukan distribusi rapikan niaga, network export.
Di waktu yg bersamaan oleh adik, Daniel Tua Ompusunggu yg adalah Founder dan CEO Jabu Sihol sedang giat-giatnya memperkenal kan budaya batak dan Pematangsiantar kemancanegara. Akhirnya Daniel mengajak oleh Kakak, David Oppusunggu dan Pitauli Siahaan (keturunan Batak yg jua sangat menyayangi budaya batak) buat menciptakan Jabu Sihol menggunakan konsep baru. Akhirnya sehabis melakukan banyak sekali riset budaya pada kurun saat dua tahun, maka Manajemen Jabu Sihol yang baru mengusung konsep “Experiencing Batak Culture, Empowering Batak People”.
Di konsep ini, Jabu Sihol membentuk pada area seluas 1.620 m2 sebagai 4 pusat edukasi, huma berkebun/bertani, areal budidaya ikan, dan penginapan jelasnya. Adapun 4 areal edukasi tadi merupakan Edukasi Menenun Ulos, Edukasi Tari batak, Edukasi Aksara Batak, Edukasi Masakan khasTapanuli. Dengan konsep ini, Jabu Sihol akan melibatkan pemuda orisinil Tapanuli yang bermukim pada Siantar, hal ini senada menggunakan konsep Empowering Batak People.
Di sisi yang lain, Jabu Sihol jua sedang menjajaki kerjasama menggunakan petani andaliman, petani bawang putih, petani kopi buat selanjutnya bisa melakukan peningkatan nilai tambah menurut produk pertanian tadi, contohnya menciptakan sambal andaliman pada kemasan, kopi Siantar pada kemasan, & itu jua adalah kahas Batak.
Produk–produk ini jua nantinya akan diekspor kemancanegara sebagai akibatnya akan member kanimbal output yg lebih tinggi dan menaikkan tingkat hayati petani pada area Tapanuli. Hal ini jua sinkron menggunakan penekanan pemerintah yg mengakibatkan Danau Toba & Tapanuli menjadi keliru satu destinasi penyumbang devisa negara jelasnya. Pada pembukaan tadi jua dihadiri Kapolres Pematangsiantar Ajun Komisaris Besar Heribertus Ompusunggu bersama tamu undangan lainnya