Aqiqah tangerang – Aqiqah adalah suatu tradisi dalam agama Islam yang dilakukan sebagai bentuk syukur dan perayaan atas kelahiran seorang bayi. Salah satu pertanyaan yang sering muncul di kalangan umat Muslim adalah mengenai biaya aqiqah, yakni siapa yang bertanggung jawab dalam membayar biaya aqiqah.
Menurut pandangan mayoritas ulama, biaya aqiqah sebaiknya ditanggung oleh orangtua bayi. Sebab, aqiqah adalah suatu amalan yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak, sehingga menjadi tanggung jawab orangtua untuk mengeluarkan biaya aqiqah.
Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Majah, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, disembelihkan pada hari ketujuhnya, diberi nama, dan dicukur rambutnya.” Hadis ini menunjukkan bahwa aqiqah adalah suatu tradisi yang dilakukan oleh orangtua sebagai bentuk syukur atas kelahiran anak, sehingga menjadi tanggung jawab orangtua untuk membayar biaya aqiqah.
Namun, jika orangtua tidak mampu membayar biaya aqiqah, maka boleh meminta bantuan dari keluarga, teman, atau saudara yang bersedia membantu. Dalam pandangan agama Islam, membantu orang lain dalam urusan agama adalah suatu amalan yang sangat baik dan mendatangkan pahala.
Sebaliknya, apabila orang lain yang memberikan hadiah aqiqah kepada orangtua bayi, maka itu bukan lagi termasuk dalam rangkaian aqiqah itu sendiri. Hadiah aqiqah yang diberikan oleh orang lain, seperti saudara atau kerabat, adalah suatu bentuk kebaikan dan pemberian tanpa ada kewajiban bagi pihak yang menerima hadiah.
Dalam kesimpulannya, biaya aqiqah sebaiknya ditanggung oleh orangtua bayi sebagai bentuk tanggung jawab dan syukur atas kelahiran anak. Namun, jika orangtua tidak mampu membayar biaya aqiqah, boleh meminta bantuan dari keluarga atau saudara yang bersedia membantu. Sementara itu, hadiah aqiqah yang diberikan oleh orang lain bukanlah bagian dari tanggung jawab aqiqah itu sendiri, melainkan sebagai bentuk kebaikan dan pemberian tanpa ada kewajiban bagi pihak yang menerima hadiah.